Besaran Gempa vs Intensitas
Besaran Gempa vs Intensitas
Besaran dan Intensitas Gempa adalah dua dimensi gempa bumi. Gempa bumi adalah bencana alam yang terjadi di berbagai belahan dunia yang menyebabkan banyak kerusakan dan hilangnya harta benda dan nyawa. Gempa bumi ini merupakan akibat dari pergerakan lempeng tektonik di bawah kerak bumi. Karena gerakan lempeng-lempeng tersebut maka terjadi pemecahan atau pembengkokan bumi yang menyebabkan pergolakan yang dirasakan berupa goncangan bumi. Gempa tidak dapat diprediksi dan terjadi tanpa peringatan apapun. Ahli seismologi mempelajari frekuensi kemunculannya di berbagai tempat dan menghitung kemungkinan terjadinya di masa depan. Besaran dan intensitas adalah dua karakteristik gempa bumi yang menceritakan banyak hal tentangnya. Banyak orang yang kerap bingung mengenai perbedaan keduanya. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan magnitudo dan intensitas gempa bumi agar masyarakat dapat lebih memahami gempa. Ahli seismologi, ketika berbicara tentang gempa bumi, cukup sering menggunakan besaran dan intensitasnya sehingga masuk akal untuk memahami apa yang mereka maksud dengan dua kata ini.
Besarnya gempa
Besaran gempa adalah nilai yang memberi tahu pembaca jumlah energi seismik yang dilepaskan olehnya. Ini adalah nilai tunggal dan tidak bergantung pada jarak dari pusat gempa. Ini dihitung dengan mengukur amplitudo gelombang seismik (melalui seismometer). Skala yang digunakan untuk mengukur magnitudo suatu gempa disebut Skala magnitudo Richter. Ini adalah skala logaritmik dan memberikan nilai 1-10 untuk magnitudo gempa apapun. Jadi jelas bahwa kekuatan kehancuran suatu gempa berbanding lurus dengan nilai yang ditetapkan pada skala Richter. Karena bersifat logaritmik, gempa bumi dengan nilai 5.0 memiliki amplitudo goyang sepuluh kali lebih besar dari gempa bumi skala 4.0. Skala magnitudo richter saat ini telah digantikan oleh skala magnitudo momen yang memberikan hasil yang serupa tetapi lebih akurat daripada skala richter.
Intensitas
Intensitas gempa adalah sifatnya yang menunjukkan efek dan kerusakan yang ditimbulkannya. Tentu saja intensitasnya berbeda-beda seiring kita semakin jauh dari pusat gempa. Hal itu dapat ditentukan dengan mencatat kerusakan di daerah yang terkena gempa. Skala yang digunakan untuk menggambarkan intensitas gempa bumi disebut Mercalli, yang dikembangkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Versi terbaru dari skala ini digunakan di setiap tempat untuk membicarakan intensitas gempa di tempat itu.
Perbedaan antara Besaran dan Intensitas Gempa
Dengan demikian jelas bahwa magnitudo adalah nilai tetap yang tidak bergantung pada jarak dari pusat gempa, sedangkan intensitas bervariasi dan diukur secara berbeda di berbagai tempat tergantung pada jaraknya dari pusat gempa. Intensitas menurun saat kita bergerak lebih jauh dari pusat gempa. Penetapan nilai intensitas tergantung pada persepsi penduduk lokal, dan tanggapan yang dirasakan mereka dipertimbangkan saat intensitas dihitung. Di sisi lain, magnitudo adalah nilai independen yang mengukur energi seismik yang dilepaskan dan selalu tetap.
Dua gempa bumi yang baru terjadi pada tahun 2011 terjadi di Selandia Baru dan Jepang. Besaran gempa di Jepang 8,9 dan magnitudo gempa di Selandia Baru 6,3. Namun intensitas gempa lebih banyak terjadi di Selandia Baru daripada di Jepang. Ini karena gempa bumi Jepang berpusat di Samudera Pasifik 80 mil jauhnya dari kota terdekat Jepang, Sendai sedangkan episentrum gempa Selandia Baru hanya berjarak enam mil dari pusat Christchurch, yang diluluhlantahkan oleh gempa tersebut. Kehancuran besar di kota Sendai di Jepang disebabkan oleh tsunami berikutnya yang diciptakan oleh gempa bumi dahsyat.