Egosentris vs Narsistik
Meskipun kata-kata egosentris dan narsistik mungkin tampak serupa, ada perbedaan di antara keduanya. Menjadi egosentris adalah ketika seseorang hanya tertarik pada kebutuhannya. Di sisi lain, menjadi narsistik adalah ketika seseorang memiliki rasa harga diri yang meningkat. Seorang individu egosentris percaya bahwa dia adalah pusat perhatian. Ciri ini juga bisa dilihat pada individu narsistik. Namun, ada perbedaan antara kedua individu tersebut. Salah satu perbedaan utama yang dapat diamati antara individu egosentris dan individu narsistik adalah bahwa individu narsistik sangat dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Mereka menikmati dan merindukan persetujuan orang lain, tetapi individu egosentris tidak beroperasi dengan cara ini. Melalui artikel ini mari kita periksa perbedaan antara kedua karakter ini secara mendalam. Pertama, mari kita mulai dengan kata egosentris.
Apa itu Egosentris?
Menjadi egosentris adalah ketika seseorang sangat tertarik pada kebutuhannya sehingga dia merasa sulit untuk memahami orang lain. Orang seperti itu tidak dapat berempati dengan orang lain karena dia tidak dapat mengidentifikasi perbedaan antara diri dan orang lain. Ketika seseorang egosentris, dia memahami dunia dalam sudut pandangnya. Ini dapat diartikan sebagai bias kognitif karena individu gagal untuk melihat dunia apa adanya dan lebih suka melihatnya dalam perspektifnya. Ini dapat mendistorsi realitas bagi individu.
Egosentrisme dapat dilihat dalam berbagai tahap kehidupan seseorang. Namun, menurut Jean Piaget, seorang psikolog terkenal, egosentrisme dapat terlihat pada anak kecil kebanyakan. Menjadi egosentris dapat menjadi kerugian bagi anak ketika ia tumbuh besar karena ia menghadapi kesulitan dalam berempati dengan orang lain. Orang seperti itu merasa sulit menerima perspektif dan kenyataan orang lain. Ini bahkan bisa menimbulkan kecemasan dan ketegangan. Orang dewasa egosentris dapat memiliki harga diri yang rendah, dan tampak antisosial karena mereka merasa sulit untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Sekarang, mari kita beralih ke kata 'narsistik' berikutnya.
Parallel Play - Tahap awal perkembangan anak yang ditandai dengan perilaku egosentris
Apa itu Narsistik?
Menjadi narsistik adalah ketika seseorang memiliki harga diri yang ekstrim. Tidak seperti dalam kasus egosentrisme, individu dapat memahami orang lain, tetapi karena ia begitu terperangkap dalam harga dirinya, ia menunjukkan kurangnya minat pada orang lain. Menurut psikolog Abnormal, narsisme bahkan bisa dianggap sebagai gangguan jiwa. Gangguan ini dikenal dengan nama gangguan kepribadian narsistik.
Narsisme - Kekaguman egois atas atributnya sendiri
Seorang individu narsistik sangat ambisius dan penuh energi. Karena sifat-sifat ini, individu narsistik dapat memperoleh kepemimpinan dengan mudah. Namun, orang seperti itu perlu dipuji dan dikagumi oleh orang lain setiap saat. Inilah sebabnya mengapa benar untuk menyatakan bahwa individu narsistik suka berada di pusat perhatian. Salah satu ciri negatif utama dalam diri orang narsistik adalah kurangnya akuntabilitas. Orang narsistik tidak akan pernah bertanggung jawab atas perbuatan salah dan akan menyalahkan orang lain. Dia juga tidak stabil secara emosional dan bisa tampil sangat agresif dan sombong terhadap orang lain. Seperti yang Anda lihat, ada perbedaan yang jelas antara orang yang egosentris dan narsistik. Sekarang, mari kita rangkum perbedaannya sebagai berikut.
Apa perbedaan antara Egosentris dan Narsistik?
Pengertian Egosentris dan Narsistik:
Egosentris: Individu egosentris hanya tertarik pada kebutuhannya.
Narsistik: Seorang individu narsistik memiliki rasa harga diri yang meningkat.
Ciri Egosentris dan Narsistik:
Karakteristik Umum:
Baik individu yang egosentris maupun narsistik suka menjadi pusat perhatian.
Persetujuan Orang Lain:
Egosentris: Orang yang egosentris memahami dunia dalam perspektifnya.
Narsistik: Orang narsistik merindukan persetujuan orang lain.
Empati:
Egosentris: Individu egosentris mengalami kesulitan dalam berempati dengan orang lain.
Narsistik: Seseorang yang narsistik tidak berusaha memahami orang lain karena dia tidak tertarik.
Gangguan jiwa:
Egosentris: Egosentrisme bukanlah gangguan jiwa.
Narsistik: Narsisme terkadang dapat didiagnosis sebagai gangguan mental. Narsisme berada pada tahap egosentrisme yang lebih tinggi.
Gambar Courtesy:
1. Kelereng anak-anak [CC BY 2.0] melalui Wikimedia Commons
2. Narcissus-Caravaggio (1594-96) diedit oleh Caravaggio - scan. [Domain Publik] melalui Wikimedia Commons