Etika vs Profesionalisme
Meskipun istilah profesionalisme dan etika digunakan secara bergantian oleh sebagian orang, ada banyak perbedaan di antara keduanya. Istilah-istilah ini banyak digunakan di sektor korporat yang mengacu pada perilaku karyawan dan pemberi kerja. Etika dapat dipahami sebagai pedoman yang diterapkan pada sekumpulan individu tertentu. Kode etik membantu karyawan untuk bekerja secara transparan dalam lingkungan perusahaan. Tetapi istilah profesionalisme agak berbeda dengan etika. Memang menjaga etika juga dianggap sebagai salah satu ciri profesionalisme, namun ini hanya satu ciri. Artikel ini mencoba menyoroti perbedaan antara etika dan profesionalisme melalui pemahaman tentang kedua istilah tersebut.
Apakah Etika itu?
Etika adalah pedoman bagi individu, yang dengan jelas menyatakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Etika ada dalam banyak konteks. Terutama dalam lingkungan industri, etika dianggap vital. Dalam konteks ini, etika kerja diberlakukan pada seluruh karyawan. Ini memandu karyawan agar benar secara etis dalam semua tindakan mereka. Etika mencakup sejumlah fitur seperti kerahasiaan, rasa hormat, kejujuran, transparansi, kompetensi, dll. Hal ini dapat dipahami melalui sebuah contoh. Konseling merupakan suatu profesi yang nilai kode etiknya sangat tinggi. Seorang konselor diharapkan beretika sepanjang praktiknya sehingga bermanfaat bagi konselor dan konseli, masyarakat luas dan juga profesi konseling. Mari kita ambil kasus kompetensi. Diharapkan semua konselor memiliki kompetensi dalam melakukan praktik konseling. Jika konselor tidak kompeten, dia tidak akan bisa membantu klien bahkan bisa merugikan klien. Inilah mengapa dalam setiap profesi etika ditegakkan.
Kompetensi adalah salah satu etika
Apa itu Profesionalisme?
Profesionalisme dapat didefinisikan sebagai keterampilan, kompetensi, dan perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dari suatu profesi tertentu. Orang seperti itu juga diharapkan dapat menumbuhkan sikap sopan ketika berhadapan dengan klien dan sesama profesional. Profesionalisme mencakup berbagai dimensi. Ini bukan hanya perilaku sopan atau kompetensi akademis; sebaliknya, itu adalah campuran dari sejumlah kualitas yang berkontribusi pada profesionalisme. Seorang profesional perlu memiliki pengetahuan khusus di bidang khususnya. Inilah salah satu ciri utama seorang profesional sejati. Jika individu memiliki kesenjangan dalam pengetahuannya, kontribusi yang dapat dia berikan, minimal. Menjadi kompeten juga penting. Jika seseorang memiliki semua ijazah tetapi masih gagal bekerja secara kompeten,kemudian itu juga mengganggu kinerja individu dan organisasi. Ciri-ciri lain seperti kejujuran, integritas, kesopanan juga penting bagi seorang profesional. Ini dapat dianggap sebagai salah satu aset besar sektor korporasi karena memungkinkan individu untuk bekerja dengan baik.
Profesionalisme menjadikan pegawai menjadi baik
Apa perbedaan antara Etika dan Profesionalisme?
• Etika mengacu pada pedoman yang menyatakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam konteks tertentu sedangkan profesionalisme mengacu pada ciri-ciri khusus yang diharapkan dari seorang profesional.
• Etika biasanya dinyatakan sedangkan profesionalisme dikembangkan oleh individu secara pribadi.
Gambar Courtesy: Konselor Angkatan Laut dan profesional kesehatan melalui Wikicommons (Domain Umum)