Metafora vs Allegori
Ucapan atau teks sederhana dapat dibuat lebih kuat dan mengesankan melalui penggunaan kiasan yang memungkinkan objek dibandingkan dengan objek yang sama sekali tidak terkait dengan cara yang membuat mendengarkan atau membaca menarik. Metafora dan alegori adalah dua kiasan yang sangat mirip satu sama lain, itulah sebabnya orang tetap bingung tentang penggunaan dan maknanya. Artikel ini mencoba untuk menghapus semua keraguan tersebut dengan menyoroti arti dan penggunaannya.
Metafora
Wanita cantik itu berhati batu. Ini adalah contoh sempurna penggunaan metafora untuk membuat kalimat lebih berkesan dan menyampaikan makna yang lebih dalam yang ingin disampaikan oleh penulis. Nah, hati tidak bisa menjadi batu (tidak mungkin), namun penggunaan kiasan ini memungkinkan penulis memberikan kesan bahwa wanita cantik itu tidak memiliki perasaan seperti batu. Seseorang dapat melihat bagaimana metafora memungkinkan seorang penulis atau pembicara untuk membandingkan dua hal yang sangat berbeda yang tidak berhubungan dengan cara apapun.
Alegori
Allegori juga merupakan kiasan yang sangat mirip dengan metafora di mana orang dan benda dibandingkan dengan hal-hal lain yang tidak terkait. Faktanya, ini adalah metafora yang diperluas di mana seluruh teks memiliki karakter yang menjadi personifikasi ide-ide abstrak dan kualitas manusia. Cerita yang penulis sampaikan memiliki dua makna. Yang dangkal yaitu apa yang dipahami melalui kata-kata tertulis dan yang lainnya, makna yang lebih halus yang memiliki corak sosial dan religius serta pesan yang bersifat simbolis. Sebenarnya alegori memungkinkan untuk menyampaikan makna yang sama sekali berbeda dari teks tertulis. Kata alegori berasal dari kata Yunani allegoria yang berarti bahasa terselubung.
Apa perbedaan antara Metaphor dan Allegory? • Meskipun alegori memiliki arti yang mirip dengan metafora, namun lebih halus di alam dan dapat berlanjut melalui seluruh teks tidak seperti metafora yang terbatas pada satu kalimat. • Dongeng-dongeng yang alegoris jarang ditemukan hari-hari ini karena dalam dongeng-dongeng ini, cerita bergerak maju pada dua tingkat. Yang satu adalah tingkat verbal sedangkan yang lainnya adalah tingkat simbolik. |