Difusi vs Akulturasi
Difusi dan akulturasi adalah dua istilah yang digunakan dalam Antropologi yang memiliki perbedaan di antara keduanya. Kedua istilah ini, difusi dan akulturasi, banyak digunakan dalam kaitannya dengan perubahan sosial. Seperti yang kita ketahui bersama, masyarakat dan budayanya tidak bisa tetap sama. Seiring berjalannya waktu, perubahan budaya dapat diamati. Namun, sementara beberapa budaya merangkul perubahan ini, yang lain menolak perubahan apa pun dan menggunakan berbagai mekanisme sosial untuk mengontrol perubahan. Di dunia sekarang ini, seiring dengan perkembangan teknologi tinggi dan globalisasi, sangat sulit bagi budaya untuk tetap terisolasi dan tidak terpengaruh oleh budaya lain. Ketika suatu budaya bersentuhan dengan budaya lain, difusi dan akulturasi dapat terjadi. Pertama, mari kita definisikan kedua kata tersebut. Difusi adalah ketika ciri-ciri budaya suatu budaya menyebar ke budaya lain. Namun,akulturasi sangat berbeda dengan difusi. Itu adalah saat budaya sepenuhnya berubah dan menjadi terbiasa dengan ciri-ciri budaya baru. Melalui artikel ini mari kita periksa perbedaan antara kedua konsep tersebut.
Apa itu Difusi?
Difusi terjadi ketika aspek satu budaya menyebar ke budaya lain. Makanan, pakaian, praktik adalah beberapa contoh aspek budaya yang dapat berubah menjadi budaya lain. Difusi budaya dapat merusak budaya tradisional suatu masyarakat karena tergeser akibat penyebaran unsur budaya baru. Difusi dapat terjadi dengan tiga cara.
- Difusi langsung
- Difusi tidak langsung
- Difusi paksa
Difusi langsung adalah ketika dua budaya berdekatan satu sama lain. Ini mengarah pada penggabungan atau peleburan unsur-unsur budaya karena aktivitas masyarakat. Misalnya, perkawinan silang dapat dianggap sebagai contoh bagus dari penyebaran budaya. Difusi tidak langsung adalah ketika difusi terjadi melalui media lain seperti internet atau media. Akhirnya, difusi paksa adalah ketika satu budaya ditaklukkan oleh budaya lain, di mana para penakluk memaksakan budaya mereka pada penduduk asli. Selama era kolonial, hal ini terjadi di banyak negara Asia dan Afrika, akibat aktivitas kolonial Barat.
Pengaruh budaya Barat terhadap budaya Korea
Apa itu Akulturasi?
Proses transformasi, ketika suatu budaya mengadopsi berbagai aspek budaya lain dalam skala besar dan mengalami transformasi, disebut sebagai akulturasi. Perubahan dapat terjadi dalam kepercayaan, adat istiadat, artefak, bahasa, praktik, dll. Mari kita pahami melalui sebuah contoh. Ketika suatu kelompok minoritas dalam suatu masyarakat mempelajari budaya dominan dan berbagai aspeknya, seperti pakaian, cara berbicara, nilai-nilai, kelompok tersebut mengalami proses akulturasi.
Dalam konteks ini, mereka harus meninggalkan kepercayaan, praktik, bahasa, pakaian, dll. Dan merangkul sesuatu yang baru. Akulturasi dan difusi harus dipandang sebagai dua proses yang saling terkait meskipun berbeda satu sama lain.
Penduduk asli Amerika dengan pakaian Eropa
Apa perbedaan antara Difusi dan Akulturasi?
• Definisi Difusi dan Akulturasi:
• Difusi adalah ketika ciri-ciri budaya suatu budaya menyebar ke budaya lain.
• Akulturasi adalah ketika budaya sepenuhnya berubah dan menjadi terbiasa dengan ciri-ciri budaya baru.
• Pentingnya:
• Akulturasi dan difusi adalah dua jenis perubahan sosial yang saling terkait.
• Antropologi:
• Kedua istilah tersebut dipelajari sebagai teori di bidang Antropologi.
• Koneksi:
• Difusi membantu akulturasi.
• Fokus:
• Difusi yang secara khusus berkaitan dengan unsur budaya.
• Akulturasi mencakup seluruh budaya.
Gambar Courtesy:
- After School pada 15 Januari 2014 di presentasi produksi AfterSchool's Beauty Bible oleh J13 (CC BY-SA 3. 0)
- Penduduk asli Amerika dalam pakaian Eropa melalui Wikicommons (Domain Umum)