Perbedaan Kunci - Bioremediasi vs Fitoremediasi
Pencemaran lingkungan dapat dikendalikan dengan menggunakan organisme biologis seperti mikroorganisme, tumbuhan, dll. Mereka memiliki kemampuan inheren untuk degradasi atau transformasi kontaminan menjadi zat tidak berbahaya. Kemampuan alami ini dieksplorasi oleh manusia untuk mempercepat proses pembersihan. Bioremediasi adalah keseluruhan proses yang dikembangkan manusia untuk membersihkan lingkungan dengan menggunakan organisme biologis, terutama mikroorganisme. Fitoremediasi merupakan subkategori dari bioremediasi yang hanya menggunakan tumbuhan hijau untuk membersihkan lingkungan. Itulah perbedaan utama antara bioremediasi dan fitoremediasi.
DAFTAR ISI
1. Gambaran Umum dan Perbedaan Utama
2. Apa itu Bioremediasi
3. Apa itu Fitoremediasi
4. Perbandingan Berdampingan - Bioremediasi vs Fitoremediasi
5. Ringkasan
Apa itu Bioremediasi?
Bioremediasi adalah metode pengendalian pencemaran lingkungan dengan menggunakan sistem biologis. Ini diterapkan oleh orang-orang untuk mempercepat proses pembersihan tanpa mempengaruhi lingkungan dan organisme. Tujuan utama bioremediasi adalah untuk mengubah zat beracun atau berbahaya di lingkungan menjadi zat tidak beracun atau kurang berbahaya secara biologis. Mikroorganisme adalah perhatian utama saat menerapkan metode ini karena mudah digunakan dan menunjukkan reaksi yang beragam. Bioremediasi digunakan untuk menangani tanah, tanah, air yang terkontaminasi, dll. Ada berbagai strategi dalam bioremediasi: penggunaan mikroorganisme hasil rekayasa genetika, penggunaan mikroorganisme asli, fitoremediasi, biostimulasi, bioaugmentasi, dll.
Gambar 1: Mekanisme pembuangan garam dari tanah yang terkena tsunami dengan bioremediasi
Apa itu Fitoremediasi?
Tanaman memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap bahan kimia dari matriks pertumbuhannya. Sistem akar yang tersebar luas dan jaringan transportasi di dalam tanaman berkontribusi dalam skenario ini. Fitoremediasi adalah teknologi yang digunakan untuk menghilangkan kontaminan di lingkungan dengan menggunakan tanaman hijau. Dengan bantuan tumbuhan, tanah, lumpur, sedimen dan air yang terkontaminasi kontaminan organik dan anorganik dibersihkan secara biologis dengan cara fitoremediasi. Oleh karena itu, fitoremediasi dianggap sebagai metode yang ramah lingkungan dan berbasis alam karena tidak membahayakan atau menambah racun ke lingkungan. Tanaman yang terlibat dalam remediasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Phytodegradation (phytotransformation) - Memecah kontaminan yang diserap oleh tanaman di dalam jaringan tanaman melalui metabolisme
Phytostimulation atau rhizodegradation - Degradasi kontaminan di area rhizosfer tanaman dengan merangsang biodegradasi mikroba melalui pelepasan eksudat akar seperti gula, alkohol, asam, dll
Phytovolatilization - Tanaman mengambil kontaminan dari tanah dan dilepaskan ke atmosfer dalam bentuk yang dimodifikasi melalui transpirasi
Fitoekstraksi (fitoakumulasi) - Penyerapan logam seperti nikel, kadmium, kromium, timbal dll dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman di atas tanah dan dislokasi dari lingkungan
Rhizofiltrasi - Adsorpsi kontaminan ke dalam akar tanaman dari larutan tanah atau air tanah
Fitostabilisasi - Tanaman tertentu melumpuhkan kontaminan melalui penyerapan oleh akar, adsorpsi ke permukaan akar dan pengendapan di dalam area akar tanaman
Tanaman ditanam di lokasi yang terkontaminasi untuk jangka waktu tertentu. Saat tanaman tumbuh, mereka menyerap nutrisi bersama dengan kontaminan dari matriks pertumbuhan tanaman. Eksudat akar tanaman meningkatkan aktivitas mikroba di daerah rhizosfer dan mempercepat biodegradasi kontaminan oleh mikroorganisme. Kedua cara tersebut memfasilitasi pembuangan kontaminan dari lingkungan. Di akhir proses remediasi, tanaman dapat dipanen dari lokasi dan diolah.
Tanaman memiliki kemampuan yang melekat untuk menangani polutan yang terakumulasi di lingkungan. Varietas tanaman yang berbeda menunjukkan potensi penyerapan dan degradasi yang berbeda pula. Beberapa tanaman mampu menyerap logam berat dari tanah dan sangat bermanfaat dalam menghilangkan logam berat dari lingkungan. Fitoremediasi merupakan metode yang populer dalam pembersihan kontaminasi pestisida, kontaminasi minyak mentah, kontaminasi hidrokarbon polyaromatik dan kontaminasi pelarut. Teknik ini juga diterapkan pada pengelolaan DAS untuk mengendalikan kontaminan di air sungai.
Gambar 02: Fitoremediasi
Apa perbedaan antara Bioremediasi dan Fitoremediasi?
Artikel Diff Tengah sebelum Tabel
Bioremediasi vs Fitoremediasi |
|
Bioremediasi adalah keseluruhan proses dekontaminasi lingkungan menggunakan agen biologis termasuk mikroorganisme dan tumbuhan. | Fitoremediasi adalah proses yang hanya menggunakan tanaman hijau untuk mendekontaminasi lingkungan. |
Jenis | |
Ada dua mode bioremediasi; bioremediasi in situ dan ex situ. | Ini adalah salah satu mode bioremediasi yang disebut bioremediasi in situ. |
Preposisi | |
Bioremediasi terutama diatur oleh mikroorganisme | Fitoremediasi diatur oleh spesies tumbuhan tertentu. |
Ringkasan - Bioremediasi vs Fitoremediasi
Bioremediasi menggunakan mikroorganisme dan tumbuhan untuk memecah polutan menjadi senyawa yang tidak terlalu berbahaya. Ini adalah proses ramah lingkungan yang diterapkan oleh masyarakat untuk mendekontaminasi lingkungan dan mengurangi ancaman. Fitoremediasi adalah salah satu jenis teknik bioremediasi yang menggunakan tumbuhan hijau. Tanaman yang mampu mengubah atau menurunkan kontaminan digunakan untuk membersihkan lingkungan. Ini adalah metode bioremediasi in situ yang hemat biaya dan teknik berbasis energi surya. Inilah perbedaan antara bioremediasi dan fitoremediasi.