Kefanatikan vs Prasangka
Perbedaan utama antara prasangka dan kefanatikan adalah bahwa prasangka adalah versi yang lebih lembut, sedangkan kefanatikan adalah sikap yang ekstrim. Jadi, meskipun kata-kata, kefanatikan, dan prasangka digunakan secara bergantian, ini adalah dua kata yang berbeda. Kefanatikan bisa diartikan sebagai intoleransi terhadap individu atau kepercayaan. Orang seperti itu dianggap fanatik. Di sisi lain, prasangka bisa diartikan sebagai pendapat yang tidak didasarkan pada alasan atau pengalaman. Prasangka biasanya mengacu pada prasangka yang dimiliki seseorang. Ini dapat didasarkan pada ras, kelas, kebangsaan, jenis kelamin, dll. Artikel ini mencoba menyoroti perbedaan antara dua kata sambil memberikan pemahaman yang baik untuk setiap kata.
Apa itu fanatisme?
Kata kefanatikan digunakan untuk merujuk pada keadaan intoleransi. Ini bisa disebabkan oleh agama, jenis kelamin, orientasi seksual, kelas, ras, dll. Seorang fanatik sangat setia pada keyakinannya dan memandang orang-orang yang memiliki pandangan yang berlawanan dengan intoleransi dan kebencian. Misalnya, jika seseorang sangat setia pada kelompok etnisnya, tetapi membenci kelompok etnis lain dan memandang mereka dengan kebencian dan intoleransi, individu seperti itu dapat dianggap sebagai orang fanatik.
Kefanatikan menciptakan suasana negatif dalam masyarakat. Ini terutama karena seorang fanatik gagal berempati dengan orang dari kelompok lain. Keyakinan buta dan pengabdiannya yang ekstrim membuatnya tidak toleran terhadap keyakinan dan kelompok lain.
Apa itu Prasangka?
Prasangka dapat diartikan sebagai sikap negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang. Ini biasanya tidak berdasarkan alasan atau pengalaman. Prasangka selanjutnya dapat dipahami sebagai perilaku tidak suka atau tidak adil berdasarkan pendapat tersebut. Ada sejumlah ciri prasangka. Itu adalah perasaan negatif, keyakinan stereotip, dan kecenderungan untuk mendiskriminasi orang lain. Prasangka dapat didasarkan pada sejumlah faktor seperti jenis kelamin, ras, usia, orientasi seksual, kebangsaan, status sosial ekonomi, bahkan agama. Ini menghasilkan berbagai jenis prasangka. Mereka,
- Seksisme
- Rasisme
- Nasionalisme
- Klasisisme
- Agisme
- Prasangka agama
Prasangka yang muncul dapat menimbulkan stereotipe dan diskriminasi terhadap orang lain. Psikolog Gordon Allport menunjukkan bahwa prasangka muncul sebagai akibat dari pemikiran manusia normal. Dalam kehidupan kita hari ini, orang menciptakan kategori yang berbeda dalam pikiran mereka. Kategorisasi informasi ini membantu manusia memahami dunia. Allport lebih lanjut menjelaskan bahwa kategorisasi inilah yang menjadi dasar prasangka. Orang tidak dapat menghindari proses ini karena kehidupan yang tertib sangat bergantung pada proses ini.
Mari kita lihat beberapa contoh prasangka. Ketika memusatkan perhatian pada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, disebut juga seksisme dalam konteks prasangka, ide-ide seperti perempuan itu lemah atau bergantung adalah prasangka yang kita miliki. Prasangka dapat memengaruhi hubungan antarmanusia dan juga cara interaksi kita dalam masyarakat.
Prasangka adalah sikap negatif terhadap sekelompok orang
Apa perbedaan antara Bigotry dan Prejudice?
• Definisi Kefanatikan dan Prasangka:
• Sikap fanatik dapat didefinisikan sebagai intoleransi terhadap individu atau kepercayaan. Orang seperti itu dianggap fanatik.
• Prasangka dapat diartikan sebagai pendapat yang tidak didasarkan pada alasan atau pengalaman.
• Area:
• Prasangka dan fanatisme dapat muncul dalam kaitannya dengan jenis kelamin, agama, kelas, ras, kebangsaan, dll.
• Penyebab:
• Sikap fanatik adalah hasil dari pengabdian yang ekstrim dan keyakinan yang membuta.
• Prasangka adalah hasil dari kategorisasi mental informasi.
• Faktor yang Melibatkan:
• Kefanatikan melibatkan intoleransi.
• Prasangka melibatkan prasangka negatif terhadap individu atau kelompok.
• Keparahan:
• Sikap fanatik jauh lebih parah daripada prasangka.
Gambar Courtesy:
- Kefanatikan oleh John Nakamura Remy (CC BY-SA 2. 0)
- Hitam dan Putih oleh Con-struct (CC BY-SA 3.0)